Dosen MPMT melakukan PkM di SMK Lingga Kencana, Depok

Program studi Magister Pendidikan Matematika Universitas Terbuka (UT) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) di SMK Lingga Kencana Pancoran Mas. Kegiatan PkM ini merupakan kolaborasi antara UT dengan Universitas Bengkulu (UNIB) diketuai oleh Dr. Yumiati, M.Si. dan Dr. Saleh Haji, M.Pd. dari UNIB sebagai anggota. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pelatihan kepada guru-guru SMK Lingga Kencana dalam mengembangkan modul ajar berbasis pendekatan culturally responsive teaching (CRT), sehingga dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan memperkaya pengalaman belajar siswa. Kegiatan dibuka oleh Kepala SMK Lingga Kencana, Sarojih, S.Sos.I. Beliau menyampaikan betapa pentingnya kegiatan ini dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. “Kami sangat berterima kasih kepada tim pengabdian masyarakat dari universitas yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan pelatihan ini. Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan wawasan baru bagi guru-guru kami dalam mengembangkan modul ajar yang lebih responsif terhadap budaya siswa, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar mereka,” ujar Kepala Sekolah.  Selanjutnya sambutan oleh ketua PkM Dr. Yumiati, M.Si. dilanjutkan pemberian materi tentang konsep Modul Ajar pada kurikulum merdeka. Modul ajar berfungsi seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), namun lebih lengkap. Unsur utama modul ajar adalah tujuan, Langkah dan media pembelajaran, serta asesmen. Materi kedua diberikan oleh Dr. Saleh Haji, M.Pd. tentang pendekatan CRT. Culturally Responsive Teaching (CRT) adalah pendekatan pembelajaran yang mengakui dan memanfaatkan budaya, bahasa, dan pengalaman siswa sebagai alat untuk mengajar secara lebih efektif. Dalam konteks Indonesia yang sangat beragam, penerapan CRT menjadi sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan adil. Guru-guru di SMK Lingga Kencana Pancoran Mas perlu dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan modul ajar yang responsif terhadap budaya untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa yang beragam. Penyajian pelatihan menggunakan metode ekspositori, tanya jawab, dan diskusi terkait permasalahan guru dalam menerapkan kurikulum merdeka. Kegiatan pelatihan pengembangan modul ajar berbasis CRT ini berjalan dengan lancar dan sukses. Para peserta merasa mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru yang sangat berguna untuk diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari. “Kami berharap pelatihan ini tidak hanya berhenti di sini, tetapi menjadi awal dari perubahan positif dalam metode pengajaran di sekolah ini. Kami juga berharap dapat terus bekerja sama dengan sekolah ini dalam kegiatan-kegiatan pengabdian masyarakat di masa mendatang,” kata Dr. Yumiati dalam sambutan penutupnya.